29 Juni 2020

Camping Taman Wisata Capolaga


camping-wisata-alam-capolaga-subang-jawa-barat

Suara arus air bening di sungai dangkal belakang tenda seolah memberi isyarat: teruslah bergerak, jangan diam!

Sementara batu-batu di sungai itu juga seperti memancarkan sinyal: tetaplah diam, jangan ikuti arus. Lawan!

Sedangkan semilir hawa sejuk pukul dua puluh dua lewat sepuluh malam itu seakan berbisik pelan: tidurlah, lupakan semua!

Apa yang ada malam itu seperti tak ada. Kosong. Aku tak mampu bergerak. Aku tak kuasa diam. Aku tak sanggup melupakan. (Bhy)


28 Juni 2020

Masjid Besar Baiturrahim Wongsorejo, Jawa Timur


masjid-besar-baiturrahim-wongsorejo

Masjid Besar Baiturrahim Wongsorejo merupakan salah satu masjid persinggahan yang cukup berkesan.

Sudah dua kali kami singgah di masjid ini. Biasanya setelah ziarah dari Habib Ali bin Umar Bafaqih di Negara, Bali. Dari arah Banyuwangi menuju Situbondo, masjid ini terletak di kiri jalan.

masjid-besar-baiturrahim-wongsorejo

masjid-besar-baiturrahim-wongsorejo

masjid-baiturrahim-wongsorejo

masjid-besar-baiturrahim-wongsorejo-jawa-timur

masjid-besar-baiturrahim-wongsorejo

Namun sayang, detail lebih lanjut mengenai Masjid Besar Baiturrahim Wongsorejo luput dari rekaman memori saya. Yang masih saya ingat cuma dua hal.

Pertama, keramahan warga sekitar dan DKM. Untuk mereka yang ngantuk, disediakan tempat istirahat di lantai dua, lengkap ada bantal dan karpet.

Kedua, di Masjid Besar Baiturrahim Wongsorejo ini terdapat satu sudut ruang di beranda depan. Ruangan terbuka yang terisi meja. Di atasnya ada dispenser yang mengeluarkan air dengan suhu panas dan normal; serta sebuah etalase dua tingkat berukuran sekitar 50 x 100 cm.

Di tingkat dasar etalase itu terdapat tiga toples ukuran sedang. Masing-masing berisi kopi bubuk, gula pasir, dan teh celup. Ada pula wadah tempat menyimpan sendok. Di tingkat dua etalase ada rencengan gelas plastik, dan beberapa baris gelas beling bening.

Di dinding ruang terbuka itu ditempeli tulisan tangan menggunakan spidol yang permukaan kertasnya di laminating glossy: "Gratis".

Ah... Sungguh sebuah pemandangan langka: singgah di sebuah masjid untuk sholat dan istirahat sambil disuguhi minuman pelepas penat: teh hangat dan kopi panas. Semuanya gratis.

Mau minum bergelas-gelas pun -bila kantuk dan penat setelah perjalanan seharian belum hilang- silakan saja. Seperti yang saya jumpai kala itu. Beberapa orang yang singgah, berkali-kali mengisi ulang gelasnya. Ada pula yang menyimpan sebagai bekal di perjalanan.

Saya lantas teringat masjid Ibn Baz di Distrik Aziziah, Makkah. Saat musim haji 2015 lalu, di masjid itulah saya biasa sholat berjamaah bila tak ke Masjidil Haram.

Masjid Ibn Baz yang terletak tak jauh dari maktab jamaah haji asal Iran, menyediakan dua lemari pendingan ukuran besar di sudut kiri dan kanan pintu masuk utama masjid.

Lemari pendingin berisi botol air mineral ukuran 600 ml. Di pekan-pekan awal musim haji, saat kloter kami baru tiba dari Madinah, lemari pendingin itu selalu terisi penuh. Plus beberapa kardus kurma. Semuanya gratis.

Seandainya semua masjid di pelosok bumi ini bisa demikian. Terutama masjid-masjid besar. Ia mampu menjadi "telaga" yang betul-betul menghilangkan dahaga hamba-Nya. Dahaga lahir dan batin. (Bhy)

27 Juni 2020

Berbecak Ria Menuju Makam Sunan Bonang


Naik-becak-di-makam-sunan-bonang-tuban

Pagi itu -sekira pukul 07.40 WIB, Rabu 20 November 2019- kami telah bersiap menuju destinasi ke-9 dalam perjalanan wisata ziarah Jawa-Madura-Bali. Lokasi ziarah kesembilan itu adalah makam Sunan Bonang, Tuban, Jawa Timur.

Lokasi makam Sunan Bonang dan parkir kendaraan berjarak kurang lebih satu setengah kilometer. Untuk menuju makam hanya tersedia moda transportasi otot alias becak. Jamaah diberi keleluasaan memilih berjalan kaki atau naik becak. Tak ada paksaan.

Karena jarak yang tak seberapa jauh, tetapi juga cukup jauh untuk dibilang dekat, nanggung, kami pilih naik becak. Hitung-hitung menikmati udara dan suasana pagi Kota Tuban yang asri, juga berbagi rezeki ke bapak pengayuh becak.

Selain asri, kota Tuban juga ternyata tertib. Selama perjalanan kami tak mendengar raungan klakson sepeda motor atau mobil, padahal becak yang kami tumpangi berbagi jalan yang sama. Dan pagi itu, suasana jalan cukup ramai. Semua berjalan beriringan. Saling memberi kesempatan.

Saat tiba di sebuah perempatan misalnya. Rombongan becak jamaah pun ikut berhenti. Antre dengan tertib di bagian depan. Ketika lampu pengatur lalu lintas menyala hijau, sepeda motor dan mobil yang berbaris di belakang becak memberi kesempatan. Mereka menunggu hingga jalan cukup lengang, baru kemudian mendahului rombongan becak kami.

"Apa setiap saat suasana lalu lintas di sini selalu tertib, pak?" tanya saya pada bapak pengayuh becak.

"Iya, pak kaji. Di sini memang gitu. Tertib," jawab beliau.

Obrolan kemudian berlanjut, bahwa memang ada semacam peraturan tak tertulis bilamana melintas becak yang membawa rombongan peziarah harus didahulukan.

Keberadaan becak sebagai moda transportasi dari dan ke area makam pun dikoordinir oleh organisasi Paguyuban Becak Sunan Bonang. Jadi, tak hanya tertib, tapi juga aman, karena bila ada apa-apa mudah mengidentifikasi persoalan bila teroganisir dengan baik.

paguyuban-becak-sunan-bonang

Misalnya, kita ketinggalan barang, tinggal dicatat nomor becak dan pengayuhnya. Di lokasi tempat mangkal becak pun terdapat semacam kantor sekretariat paguyuban. Bisa dijadikan tempat melapor.

Waktu itu, ongkos untuk single trip sebesar sepuluh ribu rupiah. Kenapa single trip? Kenapa tidak langsung ditentukan ongkos pulang-pergi, seperti di beberapa destinasi lain?

Barangkali karena di sekitar area makam terdapat banyak toko makanan, minuman, dan aneka oleh-oleh. Dan biasanya usai berziarah, jamaah ada yang mampir ke toko-toko tersebut. Jadi, bila ditentukan ongkos PP, bapak pengayuh becak akan lama menunggu, jamaah pun akan tak nyaman karena merasa diburu-buru. Ini hanya asumsi saya, lho. 🤗

Dan pagi itu, selesai berziarah kami menyempatkan mencicipi makanan khas Tuban, salah satu kota di pesisir utara Jawa Timur, yakni belut goreng dan kare rajungan. Sayangnya tak sempat difoto. Lowbatt. 😏 (Bhy)



26 Juni 2020

Dampak Pandemi Covid-19 Cepatlah Berlalu


Efek pandemi Covid-19 celengan ayam pun dibongkar

Pandemi Covid-19 sungguh membuat susah. Seluruh sendi kehidupan terdampak. Yang paling parah tentu saja ekonomi, baik yang makro maupun mikro.

Bila menyangkut urusan perut memang jangan macam-macam. Sensitif. Seperti mengguyur tungku panas dengan air es. Cessssss.... 😆

Pun yang terbaru pagi ini saya baca di jagat Twitter. Ada tagar #UnpadKokGitu. Ramai dibicarakan tentang persyaratan keringanan pembayaran UKT (uang kuliah tunggal) bagi mahasiswa terdampak Covid-19. Yang dipersoalkan adalah tentang persyaratan mendapatkan penyesuaian pembayaran UKT yang dinilai ribet dan tak adil oleh sebagian mahasiswa.

Saya tak ingin lebih jauh mengulas tentang polemik itu. Betapapun Unpad (Universitas Padjajaran) telah menjadi kampus yang mesti dijaga marwahnya. Kita sama-sama berdoa semoga di ujung konflik itu ada win win solution.

Yang hendak saya sampaikan adalah betapa dampak pandemi Covid-19 ini tak bisa dianggap sepele. Bahkan kampus "seteduh" Unpad pun terdampak. Barangkali kampus besar lain pun begitu, hanya tak ramai dan menjadi trending di jagat maya Twitter.

Bila yang besar saja demikian, bayangkan yang kecil. Ini artinya tak ada yang luput dari dampak pandemi Covid-19 ini. Tahun 2020 ini bisa lah kita disebut sebagai tahun keprihatinan.

Beberapa pedagang sandang dan pangan yang mengontrak kios kami mengeluhkan omzetnya turun drastis. Dampak dari pengurangan jumlah karyawan di beberapa sentra industri.

Sama halnya dengan usaha jajanan kami di sebuah sekolah. Sejak tak lagi menerapkan KBM tatap muka selama sekitar tiga bulan terakhir, otomatis selama itu pula pendapatan terhenti. Parahnya, kondisi di atas tak dapat dipastikan kapan kembali seperti sedia kala.

Pada akhirnya memang kondisi tak menentu itu memaksa kita untuk kreatif agar tetap bertahan. Barangkali inilah hikmahnya. Pandemi Covid-19 ini mengajarkan kita supaya tak terlalu bergantung pada suatu hal. Bergantung lah pada diri sendiri, pada potensi yang kita miliki.

Untuk menambah pemasukan, saya dan istri membuka toko pakaian pada awalnya, yang kemudian kami putuskan untuk juga membuka produk lain seperti produk kesehatan Milagros, HWI, air minum HijraPlus, percetakan, desain grafis, dan suvenir. Selengkapnya dapat diakses di toko.asbhy.online

Mudah-mudahan pandemi Covid-19 cepat berlalu. Aktivitas dapat kembali normal seperti sedia kala sebelum Covid-19 tiba. Aamiin. (Bhy)






25 Juni 2020

Metamorfosis Masjid Al Barkah Pinayungan


Masjid Al Barkah Pinayungan

View Masjid Al Barkah, Pinayungan, sore hari menjelang maghrib. Desain dan perpaduan warna yang tampak modis, lembut dan modern.

Menurut info grafis yang dibagikan di laman facebook salah seorang pengurus dan panitia pembangunan Masjid Al Barkah, Bpk. M. Yusup Setiawan, tertulis bahwa pada tahun 1966 bangunan Masjid Al Barkah seluas 6 x 8 m² (48 m²) bertempat di lahan milik (alm) H. Asta, lokasi yang saat ini terletak toko "Idol Mart".

Kemudian pada tahun 1969, bangunan Masjid Al Barkah pindah ke tanah milik (alm) H. Amo Sukatma dengan luas tanah 279 m², luas bangunan 8 x 10 m².

Pada tahun 1984, seluruh bangunan lama dibongkar untuk dibangun kembali dengan ukuran 10 x 10 m² di atas tanah wakaf seluas 536 m², wakaf dari (alm) H. Amo Sukatma (279 m²) dan (alm) H. Ahmad Kasum (257 m²).

Tahun 1996 kembali dilakukan pemugaran/pembongkaran bangunan Masjid Al Barkah dan dibangun kembali secara permanen dengan konstruksi beton (seperti sekarang) dengan ukuran bangunan 11 x 11 m² dan luas tempat ibadah 208 m².

Dikarenakan jumlah jamaah terus bertambah, pada tahun 2006 dibangun lantai 2 dari konstruksi baja (H Beam) dengan lantai kayu/papan.

Di tahun 2018 rencana pembangunan renovasi Masjid Al Barkah untuk perluasan tempat ibadah dengan pertimbangan: (1) tidak tertampungnya jamaah yang setiap hari semakin bertambah; dan (2) bangunan fisik sudah dimakan usia, sekitar 23 tahun dan banyak material yang sudah rusak.











Dan alhamdulillah, akhirnya di tahun 2020 ini rencana itu terwujud. Kini Masjid Al Barkah Pinayungan telah berdiri kokoh dan menjadi masjid ikonik dalam pandangan saya. (Bhy)

*Sebagian sumber foto didownload dari laman facebook Bpk. M. Yusup Setiawan







24 Juni 2020

Podcast, Pengertian dan Contohnya

Pengertian podcast

Podcast. Kata ini menjadi ramai dibicarakan orang. Banyak yang mengetik pengertian podcast, definisi podcast, contoh podcast, aplikasi podcast di mesin pencari.

Awalnya, saya mulai ngeh soal podcast ketika menonton video Deddy Corbuzer dan pasangan Raffi Ahmad-Nagita Slavina di kanal Youtube masing-masing.

Saya pikir podcast merupakan salah satu trend konten youtuber untuk meng-update kanal mereka, seperti prank, give away dan gerebek rumah. Tapi ternyata tak seperti itu.

Podcast berbeda dengan konten Youtube, karena platform podcast adalah media suara, hanya suara, bukan suara dan gambar seperti konten Youtube pada umumnya. Karena belakangan ini ada youtuber yang memvideokan aktivitas saat siaran podcast, maka banyak yang salah mengerti definisi podcast, termasuk saya. 😆

Podcast sebetulnya lebih mirip radio dengan versi teknologi yang lebih canggih dan kekinian. Podcast dapat diakses melalui aplikasi seperti Apple Podcast, Google Podcast, Anchor, Castbox. Bedanya dengan radio siaran kita tak lagi pasif hanya sebagai pendengar. Kita bisa menjadi "radio" itu sendiri di podcast, memiliki kanal sendiri, menyiarkan siaran sendiri.

Podcast adalah gabungan "pod" dan "broadcaster". Pod merupakan singkatan dari "Playable on Demand", yang berarti dapat dimainkan, diputar, dan didengarkan sesuai permintaan.

Dikutip dari situs thepodcasthost.com, pengertian podcast adalah siaran atau program audio, seperti Talk Radio, tetapi Anda berlangganan ke program tersebut di smartphone Anda dan mendengarkannya kapan pun Anda mau.

Tampaknya podcast mulai dilirik penduduk dumay Indonesia 😊. Ini karena podcast dapat diakses sambil mengerjakan hal lain. Tak memerlukan konsentrasi lebih karena kita cukup mendengarkan saja. Berbeda saat menonton video yang harus didengar dan dilihat. (Bhy)



Sabar dan Ikhtiar untuk Daun yang Bertumbuh


Lengkeng aroma durian

Gambar di atas adalah daun muda "Pohon lengkeng aroma durian". Demikian kata penjual tanaman tempat saya membeli pohon lengkeng tersebut.

Saat saya beli daun muda itu belum tumbuh, hanya ada daun-daun yang terlihat kering berwarna hijau tua dan kecil-kecil.

Awalnya pohon itu saya tanam di area teduh samping garasi. Tapi ternyata itu salah. Tempat teduh tak bagus untuk pohon yang berakar dan berbatang keras. Ia perlu cahaya matahari.

Setelah penantian sekitar tiga pekan, mulai tampak di ujung tangkai daun paling tinggi beberapa tunas yang mirip bentolan-bentolan kecil. Selang dua pekan bentolan itu menjelma mirip dua sirip bagian bawah ikan kecil. Sekitar dua pekan kemudian, dua sirip itu berubah jadi helain daun tipis seperti tampak pada gambar.

Menyaksikan semua proses pertumbuhan itu -meskipun tak instens setiap waktu- sungguh merupakan sebuah pengalaman baru. Bagi sebagian orang hal ini mungkin sepele, buang-buang waktu, atau kurang kerjaan. Bagi saya tidak.

Saya termasuk orang yang selalu berusaha memetik hikmah dari segala hal, termasuk hal-hal sepele.

Beberapa nas Al-Quran menyiratkan imbauan agar kita mampu memetik pelajaran dari proses penciptaan dan fenomena alam. Bukti kekuasaan Allah Sang Pencipta bertebaran di penjuru semesta. Kita hanya tinggal mengamati, memetik hikmah, dan mensyukuri semua.

Betapa besar dan berlimpahnya anugerah yang Allah sediakan untuk kita, insan kamil, mahluk paling sempurna yang dimuliakan dengan keberadaan akal. Dan fungsi akal adalah untuk berpikir, untuk mengamati, untuk menangkap pesan di balik penciptaan, pesan tentang keagungan dan kasih sayang-Nya.

Dan pesan yang saya tangkap di balik proses daun lengkeng aroma durian itu adalah tentang sabar. Sempat pesimis daun itu akan tumbuh, akhirnya setelah dipindahkan ke area yang lebih banyak cahaya matahari daun-daun muda pun bertumbuhan. Kini, saya tinggal menanti buah yang dijanjikan, bersama sabar dan ikhtiar penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan setiap hari. (Bhy)



23 Juni 2020

Hati yang Merasa Selalu Berkecukupan


Suasana subuh di rumah

Suasana sunyi ketika belum banyak manusia beraktivitas itu sungguh menentramkan. Seperti ada sesuatu yang mampu mengisi kekosongan jiwa walau tak seberapa lama.

Pantas saja dua rakaat sebelum subuh itu lebih berharga dibanding dunia dan seisinya. Di waktu itulah, plus bila ditambah dengan aktivitas taqarrub ilallah, niscaya akan dihadirkan dalam hati kita rasa serba berkecukupan.

Lantas, apalah arti dunia dan seisinya bila hati kita sudah merasa serba cukup? (Bhy)

22 Juni 2020

Doa Itu Senjata dan Pembuka Tabir


Menara Kudus

Ini adalah kali ketiga keluarga Asbhy turut dalam Wisata Ziarah Walisongo Jawa-Madura-Bali selama kurang lebih 8 hari 8 malam.

Bersama rombongan Majlis Ta'lim Miftahul Ulum, Cadas, Kab. Tangerang pimpinan Abah Ustadz Yusuf.

Seperti biasa, berangkat Ahad pagi di titik kumpul Masjid Jami Attaqwa, Cadas. Jamaah kemudian melakukan sholat sunnah tahiyyatul masjid dan safar, membaca dzikir sebelum safar, adzan dan iqomah. Dan sambil bersholawat, berangkatlah kita.

Sungguh sebuah perjalanan penuh hikmah. Diawali hikmah, diisi hikmah, dan diakhiri oleh hikmah. Bukan perjalanan wisata biasa.

Di awal perjalanan kita telah diingatkan melalui dzikir sebelum safar, tentang betapa lemahnya manusia. Betapa rentannya hidup kita.

Menempuh perjalanan sejauh dan selama itu, kita tidak pernah tahu apa yang menanti dalam perjalanan. Seluruh persiapan mungkin telah sangat matang diperhitungkan. Beragam bekal kita siapkan. Tapi siapa yang mampu menjamin segalanya akan sesuai rencana.

Pada titik itulah doa-doa yang dipanjatkan menemukan urgensinya. Melalui ritual yang khas, ia menanamkan sugesti agar selalu waspada, eling selama perjalanan, tak mudah terbawa suasana.

Tak hanya sugesti, ia juga memberikan kekuatan. Doa yang dipanjatkan secara tulus akan mengupas banyak tabir. Salah satunya adalah tabir ego, bahwa ternyata di luar semua rencana yang dianggap telah matang, ada hal-hal yang bisa jadi di luar kendali. Mengingatkan bahwa sesekali kita mesti pasrah. Dan percayalah, ketika kita berlaku pasrah, kekuatan yang tak diduga-duga justru hadir. Inilah yang saya maksud doa mengupas tabir ego, bahwa, ada Yang Maha Memegang Kendali yang akan hadir di saat kita memasrahkan diri ke hadirat-Nya.

Bahkan, seorang mu'min hakiki menganggap doa adalah senjata. Bukan karena ia malas berusaha, tetapi karena ia telah merasakan Sang Maha Segalanya selalu hadir tiap kali doa-doa ia panjatkan. Di mana saja, kapan saja. Saat ia diam, juga saat ia dalam perjalanan. (Bhy)


19 Juni 2020

Tentang Asbhy

Tanah Lot Bali

"Muara dari semua konten web ini adalah komunikasi. Semoga semua pesan saya tersampaikan dan diterima dengan utuh...." 

Melalui blog ini, izinkan kami berbagi kisah, pengalaman, rasa, harapan, dan tujuan tentang banyak hal. Memanfaatkan media daring sebagai wahana ekspresi diri tentang sedih, gembira, dan gabungan rasa antara keduanya.

Juga sebagai arena berlatih dan belajar kembali kemampuan menulis. Mengasah nalar agar tak tumpul, supaya peka memetik hikmah dan membaca kode semesta.

Bila berkenan mudah-mudahan menjadi ladang pahala. Bila pun tidak, cukup abaikan dan tap/klik tombol close (x). Saya akan baik-baik saja, dan tetap mendoakan yang baik-baik juga untuk semua yang telah sudi mampir di web S-3 (sangat sangat sederhana) ini. 😊

Muara dari semua konten web ini adalah komunikasi. Semoga semua pesan saya tersampaikan dan diterima dengan utuh. Bila pun tidak, tak mengapa. Saya baik-baik saja. Percayalah. 😇

Setiap kita punya semesta yang berbeda-beda. Alhasil, persepsi terhadap suatu pesan pun sudah pasti akan berbeda-beda pula. Maka, sejak huruf pertama tulisan ini diketik, saya sudah siap dengan segala bentuk persepsi yang mungkin akan disampaikan pengunjung web S-3 ini. 🤗

Jadi, tak perlu lah sedih berlebihan. Tak perlu juga bahagia berlebihan. Secukupnya saja lah. Lho... Sepertinya mulai ndak nyambung ya... 😀

Ya... Demikianlah tentang web ini. Mudah²n berkenan. Bila ingin menyampaikan kritik dan saran silakan lewat email ke asbhy1910@gmail.com. (Bhy)