Selalu, saat berpisah denganmu, saat kau tak nampak lagi di pandangan mata, rasanya seperti ada rongga besar di dada, yang membuatku menghela napas panjang.
Kamu yang selalu kami rindukan, Nak. Kami ingin kamu selalu dekat, kami mau kita bertiga melewati hari. Berbagi kisah yang kita temukan, berbagi cerita tentang yang terjadi seharian.
Namun, meski perih membiarkanmu di sana sendirian, meski lelah hati menanti kabarmu, semua tetap harus dihadapi, dijalani dengan sebaik-baiknya ikhtiar.
Nak, baik-baik ya di sana. Ikhlas saja, sabar saja, jalani saja. Seperti kami berdua di rumah tanpamu. Kami ikhlas, kami sabar, dan kami jalani hingga usai masanya nanti.
Baik-baik ya, Nak….
(Jayakarta, 15:51 WIB)